Kamis, 15 Desember 2016

INDONESIA ?



Indonesia dalam dekapan tangan-tangan kapitalis internasional sepertinya sudah semakin jelas dengan terang-terangan dan terlegitimasi oleh Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 103 Tahun 2015 Tentang Hunian dan revisi Undang-undang tentang ormas dengan tegas pula membuka sepenuh-penuhnya keterlibatan asing.

Hegemoni tidak lagi cukup dilakukan oleh kapitalis asing di Indonesia. Keterlibatan langsung dalam setiap interaksi ekonomi tidak memuaskan para kapital ini mereka ingin memasuki hingga kesendi-sendi sosial indonesia. Perihal loncatan para pemodal ini terperangah untuk klas menengah indonesia. Dimana klas menengah paling cepat merasakan desakan para kapital asing ini.

Langkah pertama yang terasa adalah swap vendor base transceiver station (BTS) telkomsel dari Motorola (Amerika) ke Huawei (Tiongkok). perusahaan teknologi komunikasi tiongkok ini pertama dirasakan melakukan minggari tenaga kerja dari tiongkok daratan ke Indonesia. Dimana pegawai dalam pekerjaan BTS boleh dikatakan total dari tiongkok. Selidik punya selidik pekerja huawei ribuan bermukim di apartement Mall Taman Anggrek, bagaimana dengan orang Indonesia ?.

Masuknya pekerja kasar asing kekinian telah banyak masyarakat indonesia ketahui hingga level gress root sehingga dikatakan bahwa telat dalam penanganan adalah kalimat "apologia" terburuk karena menggambarkan masyarakat indonesia senang akan dibohongi atau sedikit dikatakan oleh para penguasa bahwa rakyat indonesia 'bodoh'. 

Pertanyaan kenapa terjadi akan terjawab oleh pemimpin nasional kekinian yang sangat bijak adalah dengan revolusi mental menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia. Pasar bebas asia sehingga tidak dapat dibendung lagi para pekerja asia berdatangan, untuk melabuhkan tenaga dan pikiran mereka dinegara indonesia. Oleh karena itu menurut pemimpin nasional yang sedang melakukan reviolusi mental bahwa rakyat indonesia harus siap. 

Setiap pemberitaan telah banyak mengungkap adanya tindakan para pekerja asing yang saat ini hingga level terbawah menjadi petani. Bahwasannya adalah merupakan tindakan kriminal bukan sekedar sekilas kita bisa pahami. Bahwa ada agenda besar dalam pengambil alihan dengan melakukan pemiskinan nasional. pengambil alihan segala yang bersifat strategis dan melakukan gerakan-gerakan pembikinan kelaparan yang akan diselubungi oleh kucuran-kucuran dana. Padahal nenek moyang kita sudah ingatkan "berilah kail jangan umpan", jadi beginilah yang akan terjadi saat segala yang strategis sudah beralih tangan maka telahlah menyadari. Marilah menangis darah karena tangisan bombay tidak ada lagi, bombay sudah jadi milik asing.

Menyedihkan dikala kembali membaca pembukaan Undang-undang Dasar 1945 dimana roh negara Indonesia termaktub dalam pembukaan UUD 1945. Ada distorsi cara pandang penguasa atas tujuan negara ini berdiri, ada sesat pikir yang semakin dalam atas kekuasaan dibangun dari pondasi subjektif. 

Masih adakah Indonesia ?  Bapak Revolusi Mental akan menjawab dengan moncong-moncong putih dan todongan senjata menguasai jeruji.

       

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com