ELANG PURBAKALA

Penampakan terindah lukisan karya cipta alam.

SENJA KALA DEMOKRASI INDONESIA

Senja Kala Demokrasi pembalikan rezim demokratis, Hukum sebagai panglima menjadi Rezim Otoritarian Belah Bambu. Rezim Hoax dengan berbasis PHP untuk tetap menilai pada tingkat rating publisitas.

PPP Karya Menteri Hukum Dan HAM RI

Suatu kemustahilan seorang pembantu bertindak tanpa peran Si Tuan, siapakah sang Tuan bisa saja Dia, Anda, dan Mereka. Yakinlah apabila hak akan tetap hidup sebagai kebenaran sejati.

Our Brands

Brands produk Perusahaan PT. Dartinata Adibatara Sejahtera Group yang bergerak dibidang multi sektor kebutuhan masyarakat.

PEKERJAAN PERNAH

Peningkatan jalan Lintas Timur Duri dilanjutkan setelah sekian kali berganti sub kontraktor. Cerita panjang bekerja dengan salah satu BUMN sebagai Main Kontraktor.

Senin, 22 Juli 2013

Google Politik | Politik Google


Untukmu Google
Hanya ada dua hal yang tidak terbatas, alam semesta dan kebodohan. Dan saya tidak yakin tentang alam semesta.
Albert Einstein

Dunia internet siapa tidak kenal Google Search,  salah satu search engine terkenal, yang dimiliki Google Inc. Google search salah satu bagian dari Google Inc yang mengelola banyak produk dengan basis web dan gratis. Google sebagai perusahaan memang dibangun dengan dasar dari mesin penelusuran, kemampuan melakukan indentifikasi bahasa (code mesin=code manusia) untuk menyambungkan keinginan pengguna dengan mesin adalah terobosan spektakuler dijamannya. Perkembangan Google tidak hanya berbatas pada kemampuan identifikasi, Google bermutasi menjadi sebuah perusahan multinasioanal yang mendominasi keinginan pengguna internet. Terpenting dicatat oleh pembaca Google adalah perusahaan “memberikan apa yang paling anda butuhkan”, tetapi bukan perusahaan “memberikan apa yang anda inginkan”.
Kemampuan Google untuk memberikan apa yang paling anda butuhkan berkaitan dengan sejarah perjalanan berdirinya Google1. Pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin mengambil dasar dari mesin telurus BackRub,  yang kemudian dkembangkan dengan nama Google sebagai plesetan dari Googol2.  Dugaan penulis, kata Google bukan sekadar plesetan biasa tapi akronim dari tiga term googol library engine. Pembuktian sekarang dengan Google sebagai mesin pencari telah memenuhi misi pendiri sebagai mesin yang penyimpanan informasi tapi telah mencapai pengaturan lalu lintas informasi.  Kesimpulan dasar sekarang Google telah menembus sekedar misi nyata, Google menerobos ruang  dan waktu dengan kemampuan menyimpan dan mengatur lalu lintas informasi tanpa batas (googol=10100).  Sebagaimana penggunaan googol dalam matematika untuk membandingkan dengan subatomik, berkaitan dengan dasar bahasa mesin komputer adalah biner3.
Sekilas tentang Google diatas memberikan pijakan bagaimana prediksi kedepan GoogleTM, penguraian selanjutnya berkaitan dengan Google Politik | Politik Google.

Google Politik
Perusahaan Google tetap tidak terlepas dari misi utama pendiri berupaya untuk memenuhi segala kebutuhan yang di inginkan pengguna internet. Seperti telah di sampaikan diatas Google memberikan apa yang dibutuhkan tetapi kebutuhan yang diterobos hingga pada tingkat belum terpikirkan oleh pengguna internet. Terobosan masa depan memenuhi kebutuhan manusia yang menjadi citra dari Google bukan berarti mimpi tanpa beralasan namun suatu prediksi bahwa manusia akan menuju pada pada tingkat tersebut. Pada saat tiba tingkat kebutuhan manusia, Google telah mempersiapkan, sehingga manusia hanya mempunyai pilihan berintegrasi dan beradaptasi dengan penawaran Google atau memilih jalan berbeda yang berbayar dan mengembangkan kembali.
Google Politik mencerminkan masa depan yang dibutuhkan dan gratis, merupakan pondasi yang tidak akan terbantahkan menjadikan kedepan dunia lebih dekat tanpa pembatas wilayah dan jarak. Penyimpanan atas informasi dan pengaturan informasi tanpa batas menjadikan Google politik lebih tajam serta mumpuni. Segala informasi ini menjadi dasar analisa bagaimana kedepan akan kehendak dari manusia. Perilaku manusia yang menuju tingkat ingin serba mudah dan nyaman menjadikan hilangnya batasan wilayah dan jarak. Dunia telah berada pada genggaman, dengan memiliki smartphone telah tergenggamlah dunia. Dunia terkini telah berada pada sekekilas  pandangan yang telah diterobos oleh gadget Google glass4.
Cara pandang Google yang konsisten terhadap misi menjadikan misi lambat laun sebagai pisau analisisa menuju gerbang masa depan guna pemenuhan kebutuhan manusia, citra perusahaan dapat saja mengklaim mengagungkan kemanusia. Beralasan bila menelaah lebih dalam kinerja Google dengan project-project pengembangan yang banyak menampung manusia cerdas untuk menyalurkan daya pikir serta imajinasi mereka untuk perbaikan manusia khususnya dan bumi pada umumnya. Google dengan beberapa orang melakukan riset-riset masa depan, mengadakan lomba ilmiah dan pendanaan bagi siapa pun yang memiliki potensi. Google politik mestinya menjadi cerminan kedepan bumi lebih baik, tanpa ada pembatas wilayah dan jarak, lebih tinggi lagi bebas nilai suku, agama, ras, warna kulit dan pandangan politik.   
Cerabut diri dari dunia maya membawa pikiran menuju relitas kehidupan maka terejakulasi pemikiran terhadap negara, mempertanyakan keberadaan negara dan sistem kekuasaan. Berbanding terbalik antara realitas dengan dunia Google, manusia dengan kekuasaan menuju pada perusakan, penghancuran dan pemusnahan peradaban. Penguasa negara kokoh berada pada cara pandang akan penguasaan wilayah, rakyat dan sumber daya alam. Bersembunyi di balik topeng nasionalisme, idealisme dan patriotisme, dalam kenyataan masih saja mengorbankan rakyat. Negara-negara barbar berlomba-lomba saling mendominasi. Persaingan antar negara membawa dunia politik semakin menjerumuskan manusia hingga titik terendah, menjadi anti dari memanusiakan manusia, perlombaan kepemilikan senjata pemusnah massal, pembunuhan diberbagai jalanan dan pencurian informasi tanpa hak seperti publikasi perilaku National Security Agency (NSA)5.  Situasi dunia perpolitikan terupdate menuju pembenaran bahwa politik adalah tangan-tangan berdarah, terjadi penghisapan dan keterasingan6 (marxisme). Tindakan tersebut sekadar menjaga eksistensi kekuasaan sekelompok orang bukan untuk kepentingan umum.
Kenyataan dunia politik seperti diatas, apakah manusia harus takut kemudian berlari atau bila perlu menghilang? Menjadi keyakinan bahwa semestinya bangun menghadapi dengan bercermin dari Google Poltik, bahwa masih ada dunia lain sebagai jalan perjuangan memanusia manusia, menjaga akan terusnya peradaban manusia. Melakukan hijrah pemikiran dengan berbagi demi kebaikan dengan bebas nilai mempertahankan eksistensi manusia.

Politik Google
Penyatuan dunia manusia kedalam sistem informasi tidak segampang membalikan telapak tangan, perjuangan panjang penuh liku pasti dihadapi pendiri Google. Bagaimana terbangunnya para motivator seperti manusia super lebih mengerti dan para konsultan perusahaan telah banyak berkeliaran, mereka itu lebih tahu cara membangun perusahaan walaupun mereka belum tentu memiliki perusahaan atau kebenaran bahwa motivator memotivator dirinya sendiri. Politik Google disini adalah cara pandang Google menembus sekat yang terbangun kokoh oleh pemain utama piranti keras dan piranti lunak yang saat itu sangat populer adalah windows. Berupaya Menyibak pemisah, berlari menerobos dalam kegelapan dan mengindar dari cengkraman dominasi piranti lunak seperti Windows dan Macintosh Apple.
Racikan adonan taktik dan strategi dengan kemampuan khusus pendiri yang membesarkan Google. Racikan penting adalah berlandas dari cita-cita pendiri di ramu dengan gratis dan open source. Ramuan tersebut menarik siapapun yang anti atas kartel software yang sering kali barlaku curang. Kesadaran keterbatasan membuat pendiri Google membalik keterbatasan menjadi kekuatan, disinilah kehebatan pendiri. Situasi dunia internet mulai dipenuhi dengan gerakan anti berbayar, melahirkan banyak paksi seperti hacker, cracker ataupun carding. Mereka berdasarkan tingkat kemampuan menjadi paksi tersebut, pada kenyataan fasih pada sistem operasi linux. Sistem para pengagung code, seiring waktu dengan perputaran percepatan dimana teknologi berkembang mengikuti piranti lunak lahir lisensi terbuka adalah GNU. Google dengan situasi seperti tersebut terbantu melopompati jurang pemisah atara penggguna dengan pembuat piranti lunak kecil seperti Google saat itu. Adanya keterkaitan dengan sistem operasi saat itu mulai bangkit membesar adalah Mozila sebagai pilihan utama menjauh dari Windows IE. Beberapa situasi pertentangan diatas memberikan Google kemudahan memperoleh permodalan (Sun;
Sequoia Capital dan Kleiner Perkins; John Doerr dan Michael Moritz)7 dan perluasan jaringan.       
Perkembangan Politik Google melejit disamping karena situasi, trend bahwa piranti lunak sebagai motor kemajuan yang membawa perangkat keras. Kemampuan beradaptasi perangkat keras untuk mendukung  piranti lunak hingga Goonol, istilah dasar Google kembali terbukti berkuasa menjadi tujuan siapapun di dunia internet untuk menerobos tanpa batas.
Google terus melakukan perkembangan dengan memperkenalkan produk-produk baru dan mengakuisisi perusahaan-perusahaan yang dapat melengkapi, memiliki potensi banyak diperggunakan serta negara-negara yang welcome dengan memberikan domain. Perjalanan politik memajukan Google tidak selalu berhasil membumingkan produk-produk gratisan mereka. Ada 10 produk Google di tidak mencapai sukses pemenuhan kebutuhan pengguna seperti Google Lively, Jaiku, Google Buzz, Knol, wiki dan search wiki, Google Video, Google Wave, Google Notebook, Dodge Ball8. Semua kegagalan tersebut terbayar dengan makin meledaknya Android, seperti pendahulunya Google Search siapa tidak kenal mesin pencari Google dan saat kini kalimat tersebut di sematkan pada Android. Keberhasilan Google tidak terlepas oleh kemajuan industri strategis USA seperti NASA dan militer USA, kontribusi bisa saja imbal balik secara langsung maupun tidak langsung, seperti project penyimpanan data Nasa, Google Maps dan Google glass bukan hal baru sebenarnya adalah teknologi militer USA pada operasi gurun. Kemampuan Google untuk menambahkan fitur menjadi gadget memenuhi kebutuhan manusia yang terjangkau secara finansial dan kecanggihan, Indonesia disini berperan serta sebagai pasar dan perilaku konsumen dengan harga murah tetapi canggih. Politik Google perlu dicermati dalam perkembangan pertarungan samsung sebagai perangkat keras Android dengan Apple yang ekslusif dengan Ipad dan Iphone. Kembali konsep Piranti lunak sebagai pemacu kemajuan perangkat keras didukung gratis menjadi pemenang pasar.
Ekses pertarungan-pertarungan yang membesarkan Google, politik lama adalah seni sebagaimana tertuang dalam manuskrip sun tzu (art of war). Situasi kebetulan atau terencana menguntungkan Google tersebut, hanya bagian kesuksesan semua karena kebesaran jiwa pendiri yang masih konsisten dengan politik Google sebagai alat menggapai cita-cita awal.             

Google Politik | Politik Google memprediksi terobosan kedepan Google, prediksi sebagai asumsi kedepan merupakan project sangat ambisius Google menyangkut diluar bumi, penjelajahan angkasa dan ruang angkasa berkaitan dengan server data serta teleportasi.


Sumber :
1.      Google, tentang sejarah perusahaan [1], [7]
2.      Wikipidia.org  [2], [3], [6]
3.      Tempo.co [4]
4.      Airdikit [5]
5.      Okejon.com [8]

By. Tan Airdikit

Sabtu, 20 Juli 2013

Andrea Hirata



Andrea Hirata Seman Said Harun lahir di pulau Belitung pada tanggal 24 Oktober 1982. Ia dikenal sebagai seorang penulis novel yang karyanya diangkat ke layar lebar teater musikal.

Andrea Hirata adalah lulusan S1 Ekonomi Universitas Indonesia. Setelah menyelesaikan studi S1 di UI, pria yang kini masih bekerja di kantor pusat PT Telkom ini mendapat beasiswa Uni Eropa untuk studi Master of Science di Université de Paris, Sorbonne, Perancis dan Sheffield Hallam University, United Kingdom.

Tesis Andrea di bidang ekonomi telekomunikasi mendapat penghargaan dari kedua universitas tersebut dan ia lulus cumlaude. Tesis itu telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia dan merupakan buku teori ekonomi telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang Indonesia. Buku itu telah beredar sebagai referensi Ilmiah.

Pada tahun 1997, Andrea Hirata resmi menjadi pegawai PT Telkom. Niatnya untuk menuliskan pengabdian sang inspiratornya kembali membuncah manakala dia menjadi relawan untuk korban tsunami di Aceh. Ketika dia melihat rumah, sekolah, dan berbagai bangunan yang ambruk, memorinya akan masa kecilnya dan tentu saja, Bu Mus memantapkan hatinya untuk menuliskan perjuangan guru tercintanya itu ke dalam sebuah karya sastra. Kemudian,  Andrea Hirata berhasil membuat novel Laskar Pelangi hanya dalam waktu tiga minggu.

Namanya makin melejit seiring kesuksesan novel pertamanya, LASKAR PELANGI. Novel tersebut kemudian jadi best seller. Selain LASKAR PELANGI, ia juga menulis SANG PEMIMPI dan EDENSOR, serta MARYAMAH KARPOV. Keempat novel tersebut tergabung dalam tetralogi.




Walaupun sebenarnya Andrea Hirata tidak berniat untuk mempublikasikan novel atau mengirimkannya pada penerbit, Laskar pelangi tetap sampai pada penerbit. Begitu banyak penghargaan yang Andrea Hirata terima. Beberapa di antaranya adalah penghargaan dari Khatulistiwa Literaly Award (KLA) pada tahun 2007, Aisyiyah Award, Paramadina Award, Netpac Critics Award, dan lain sebagainya.

Sukses dengan novel tetralogi, Andrea merambah dunia film. Novelnya yang pertama, telah diangkat ke layar lebar, dengan judul sama, LASKAR PELANGI pada 2008. Dengan menggandeng Riri Riza sebagai sutradara dan Mira Lesmana sebagai produser, film ini menjadi film yang paling fenomenal di 2008. Dan jelang akhir tahun 2009, Andrea bersama Miles Films dan Mizan Production kembali merilis sekuelnya, SANG PEMIMPI.

PENDIDIKAN
1.      S1 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia;
2.      S2 Universite de Paris Sorbonne (Perancis);
3.      Sheffield Hallam University (Inggris).

KARIR
1.      Novelis;
2.      Staf PT. Telkom.

PENGHARGAAN
1.      Khatulistiwa Literaly Award (KLA), 2007;
2.      Aisyiyah Award;
3.      Paramadina Award;
4.      Netpac Critics Award.



Sumber : Merdeka.com
Editor : Tan Airdikit


Quraish Shihab

Prof. Dr. M. Quraish Shihab, MA lahir di Rappang Sulawesi Selatan, pada 16 Pebruari 1944. Pendidikan dasarnya diselesaikan di Ujungpandang, kemudian melanjutkan pendidikan menengahnya di Malang sambil “nyantri” di Pondok Pesantren Darul-Hadis al-Faqihiyyah. Ia berasal dari keluarga keturunan Arab yang terpelajar. Ayahnya, Abdurrahman Syihab (1905-1986) adalah lulusan Jami’atul Khair Jakarta, sebuah lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang mengendapankan gagasan Islam modern. Ayahnya ini, selain guru besar dalam bidang tafsir, juga pernah menduduki jabatan Rektor IAIN Alauddin dan tercatat sebagai salah seorang pendiri Universitas Muslim Indonesia (UMI) di Ujungpandang.

Sejak kecil, M. Quraish Shihab telah menjalani pergumulan dan kecintaan terhadap al-Quran. Pada umur 6-7 tahun, oleh ayahnya ia harus mengikuti pengajian al-Quran yang diadakan ayahnya sendiri. Pada waktu itu, selain menyuruh membaca al-Quran, ayahnya juga menguraikan secara sepintas kisah-kisah dalam al-Quran. Di sinilah M. Quraish Shihab, benih-benih kecintaannya kepada al-Quran mulai tumbuh. Pada tahun 1958, ia berangkat ke Kairo, Mesir, atas bantuan beasiswa dari Pemerintah Daerah Sulawesi (waktu itu wilayah Sulawesi belum dibagi: Sulawesi Utara dan Selatan). Ia diterima di kelas II Tsanawiyah Al-Azhar. Sembilan tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1967, ia meraih gelar Lc (S-1) pada Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadis Universitas al-Azhar. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya di fakultas yang sama, dan pada tahun 1969 ia meraih gelar MA untuk sepesialisasi bidang Tafsir al-Quran dengan judul tesis al-I’jāz al-Tasyrī’iy li al-Qur’ān al-Karīm. Sekembalinya ke Ujungpandang, M. Quraish Shihab dipercaya untuk menjabat Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan pada IAIN Alauddin Ujungpandang. Selain itu, ia juga diserahi jabatan-jabatan lain, baik di dalam kampus, seperti Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Wilayah VII Indonesia Bagian Timur), maupun di luar kampus, seperti Pembantu Pimpinan Kepolisian Indonesia Timur dalam bidang pembinaan mental. Selama di Ujungpandang ini, ia sempat melakukan pelbagai penelitian, antara lain: penelitian dengan tema “Penerapan Kerukunan Hidup beragama di Indonesia Timur” (1975) dan “Masalah Wakaf di Sulawesi Selatan” (1978).

Pada tahun 1980, M. Quraish Shihab kembali ke Kairo untuk melanjutkan pendidikannya di almamaternya yang lama, Universitas al-Azhar. Pada tahun 1982, dengan dissertasi berjudul Nizm al-Durar li al-Biqā’iy, Tahqīq wa Dirāsah, ia berhasil meraih gelar doktor dalam ilmu-ilmu Alquran dengan yudisium Summa Cum Laude disertai penghargaan tingkat I (mumtāz ma’a martabāt al-syaraf al-awlā). Ia menjadi orang pertama di Asia Tenggara yang meraih gelar doktor dalam ilmu-ilmu Alquran di Universitas al-Azhar.
Sekembalinya di Indonesia, sejak tahun 1984, M. Quraish Shihab ditugas-kan di Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Selain itu, di luar kampus, ia juga dipercaya untuk menduduki pelbagai jabatan, antara lain: Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat (sejak 1984), Anggota Lajnah Pentashih al-Quran Departemen Agama (sejak 1989). Ia juga banyak terlibat dalam beberapa organisasi profesional, antara lain: Pengurus Perhimpunan Ilmu-ilmu Syariah, pengurus Konsorsium Ilmu-ilmu Agama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dan Asisten Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indenesia (ICMI), serta pernah menjabat Menteri Agama Kabinet Pembangunan VII tahun 1998, sebelum Soeharto tumbang pada 21 Mei 1998 oleh gerakan reformasi yang diusung oleh para mahasiswa.

Di sela-sela berbagai kesibukannya, ia masih sempat terlibat dalam pelbagai kegiatan ilmiah di dalam maupun di luar negeri, dan aktif dalam kegiatan tulis menulis. Beberapa buku yang telah dihasilkannya ialah; Tafsir al-Manar, Keistimewaan dan Kelemahannya (Ujungpandang: IAIN Alauddin, 1984), Filsafat Hukum Islam (Jakarta: Departemen Agama: Untagma, 1988), Membumikan Al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehdiupan Masyarakat (Bandung: Mizan, 1992), Lintera Hati Kisah dan Hikmah Ke-hidupan (Bandung: Mizan, 1994), Wawasan al-Qur’an (Bandung: Mizan, 1996), Hidangan Ilahi Ayat-ayat Tahlil (Jakarta: Lentera Hati, 1997), Yang Tersembunyi (Jakarta: Lentera Hati, 1999), Tafsir al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an (Jakarta: Lentera Hati, 2000) dan beberapa buku yang lain. Yang tidak kalah pentingnya, M. Quraish Shihab juga aktif dalam kegiatan tulis menulis di Surat Kabar Pelita, pada setiap hari Rabu. Dia menulis dalam rublik “Pelita Hati”. Dia juga mengasuh rubrik “Tafsir al-Amanah”. Selain itu, di ajuga tercatat sebagai redaksi Majalah “Ulumul Qur’an” dan “Mimbar Ulama”, keduanya terbit di Jakarta. 

Editor : Tan Airdikit 

Tan Malaka

 Sutan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka (lahir di Nagari Pandan Gadang, Suliki, Sumatera Barat, 2 Juni 1897 – wafat di Jawa Timur, 21 Februari 1949 pada umur 51 tahun) adalah seorang aktivis pejuang nasionalis Indonesia, seorang pemimpin komunis, dan politisi yang mendirikan Partai Murba. Pejuang yang militan, radikal dan revolusioner ini banyak melahirkan pemikiran-pemikiran yang berbobot dan berperan besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dengan perjuangan yang gigih maka ia dikenal sebagai tokoh revolusioner yang legendaris. Dia kukuh mengkritik terhadap pemerintah kolonial Hindia-Belanda maupun pemerintahan republik di bawah Soekarno pasca-revolusi kemerdekaan Indonesia. Walaupun berpandangan komunis, ia juga sering terlibat konflik dengan kepemimpinan Partai Komunis Indonesia (PKI). Tan Malaka menghabiskan sebagian besar hidupnya dalam pembuangan di luar Indonesia, dan secara tak henti-hentinya terancam dengan penahanan oleh penguasa Belanda dan sekutu-sekutu mereka. Walaupun secara jelas disingkirkan, Tan Malaka dapat memainkan peran intelektual penting dalam membangun jaringan gerakan komunis internasional untuk gerakan anti penjajahan di Asia Tenggara. Ia dinyatakan sebagai "Pahlawan revolusi nasional" melalui ketetapan parlemen dalam sebuah undang-undang tahun 1963.

Riwayat

Saat berumur 16 tahun, 1912, Tan Malaka dikirim ke Belanda. Tahun 1919 ia kembali ke Indonesia dan bekerja sebagai guru disebuah perkebunan di Deli. Ketimpangan sosial yang dilihatnya di lingkungan perkebunan, antara kaum buruh dan tuan tanah menimbulkan semangat radikal pada diri Tan Malaka muda. Tahun 1921, ia pergi ke Semarang dan bertemu dengan Semaun dan mulai terjun ke kancah politik. Saat kongres PKI 24-25 Desember 1921, Tan Malaka diangkat sebagai pimpinan partai. Januari 1922 ia ditangkap dan dibuang ke Kupang. Pada Maret 1922 Tan Malaka diusir dari Indonesia dan mengembara ke Berlin, Moskwa dan Belanda.

Perjuangan
Tan Malaka juga seorang pendiri partai Murba, berasal dari Sarekat Islam (SI) Jakarta dan Semarang. Ia dibesarkan dalam suasana semangatnya gerakan modernis Islam Kaoem Moeda di Sumatera Barat. Tokoh ini diduga kuat sebagai orang di belakang peristiwa penculikan Sutan Sjahrir bulan Juni 1946 oleh "sekelompok orang tak dikenal" di Surakarta sebagai akibat perbedaan pandangan perjuangan dalam menghadapi Belanda.

Pada tahun 1921 Tan Malaka telah terjun ke dalam gelanggang politik. Dengan semangat yang berkobar dari sebuah gubuk miskin, Tan Malaka banyak mengumpulkan pemuda-pemuda komunis. Pemuda cerdas ini banyak juga berdiskusi dengan Semaun (wakil ISDV) mengenai pergerakan revolusioner dalam pemerintahan Hindia Belanda. Selain itu juga merencanakan suatu pengorganisasian dalam bentuk pendidikan bagi anggota-anggota PKI dan SI (Sarekat Islam) untuk menyusun suatu sistem tentang kursus-kursus kader serta ajaran-ajaran komunis, gerakan-gerakan aksi komunis, keahlian berbicara, jurnalistik dan keahlian memimpin rakyat. Namun pemerintahan Belanda melarang pembentukan kursus-kursus semacam itu sehingga mengambil tindakan tegas bagi pesertanya.

Melihat hal itu Tan Malaka mempunyai niat untuk mendirikan sekolah-sekolah sebagai anak-anak anggota SI untuk penciptaan kader-kader baru. Juga dengan alasan pertama: memberi banyak jalan (kepada para murid) untuk mendapatkan mata pencaharian di dunia kapitalis (berhitung, menulis, membaca, ilmu bumi, bahasa Belanda, Melayu, Jawa dan lain-lain); kedua, memberikan kebebasan kepada murid untuk mengikuti kegemaran mereka dalam bentuk perkumpulan-perkumpulan; ketiga, untuk memperbaiki nasib kaum miskin. Untuk mendirikan sekolah itu, ruang rapat SI Semarang diubah menjadi sekolah. Dan sekolah itu bertumbuh sangat cepat hingga sekolah itu semakin lama semakin besar.

Perjuangan Tan Malaka tidaklah hanya sebatas pada usaha mencerdaskan rakyat Indonesia pada saat itu, tapi juga pada gerakan-gerakan dalam melawan ketidakadilan seperti yang dilakukan para buruh terhadap pemerintahan Hindia Belanda lewat VSTP dan aksi-aksi pemogokan, disertai selebaran-selebaran sebagai alat propaganda yang ditujukan kepada rakyat agar rakyat dapat melihat adanya ketidakadilan yang diterima oleh kaum buruh.

Seperti dikatakan Tan Malaka pada pidatonya di depan para buruh “Semua gerakan buruh untuk mengeluarkan suatu pemogokan umum sebagai pernyataan simpati, apabila nanti menglami kegagalan maka pegawai yang akan diberhentikan akan didorongnya untuk berjuang dengan gigih dalam pergerakan revolusioner”.

Pergulatan Tan Malaka dengan partai komunis di dunia sangatlah jelas. Ia tidak hanya mempunyai hak untuk memberi usul-usul dan dan mengadakan kritik tetapi juga hak untuk mengucapkan vetonya atas aksi-aksi yang dilakukan partai komunis di daerah kerjanya. Tan Malaka juga harus mengadakan pengawasan supaya anggaran dasar, program dan taktik dari Komintern (Komunis Internasional) dan Profintern seperti yang telah ditentukan di kongres-kongres Moskwa diikuti oleh kaum komunis dunia. Dengan demikian tanggung-jawabnya sebagai wakil Komintern lebih berat dari keanggotaannya di PKI.

Sebagai seorang pemimpin yang masih sangat muda ia meletakkan tanggung jawab yang sangat berat pada pundaknya. Tan Malaka dan sebagian kawan-kawannya memisahkan diri dan kemudian memutuskan hubungan dengan PKI, Sardjono-Alimin-Musso.

Pemberontakan 1926 yang direkayasa dari Keputusan Prambanan yang berakibat bunuh diri bagi perjuangan nasional rakyat Indonesia melawan penjajah waktu itu. Pemberontakan 1926 hanya merupakan gejolak kerusuhan dan keributan kecil di beberapa daerah di Indonesia. Maka dengan mudah dalam waktu singkat pihak penjajah Belanda dapat mengakhirinya. Akibatnya ribuan pejuang politik ditangkap dan ditahan. Ada yang disiksa, ada yang dibunuh dan banyak yang dibuang ke Boven Digoel, Irian Jaya. Peristiwa ini dijadikan dalih oleh Belanda untuk menangkap, menahan dan membuang setiap orang yang melawan mereka, sekalipun bukan PKI. Maka perjaungan nasional mendapat pukulan yang sangat berat dan mengalami kemunduran besar serta lumpuh selama bertahun-tahun.

Tan Malaka yang berada di luar negeri pada waktu itu, berkumpul dengan beberapa temannya di Bangkok. Di ibu kota Thailand itu, bersama Soebakat dan Djamaludddin Tamin, Juni 1927 Tan Malaka memproklamasikan berdirinya Partai Republik Indonesia (PARI). Dua tahun sebelumnya Tan Malaka telah menulis "Menuju Republik Indonesia". Itu ditunjukkan kepada para pejuang intelektual di Indonesia dan di negeri Belanda. Terbitnya buku itu pertama kali di Kowloon, Hong Kong, April 1925.

Prof. Mohammad Yamin, dalam karya tulisnya "Tan Malaka Bapak Republik Indonesia" memberi komentar: "Tak ubahnya daripada Jefferson Washington merancangkan Republik Amerika Serikat sebelum kemerdekaannya tercapai atau Rizal Bonifacio meramalkan Philippina sebelum revolusi Philippina pecah…."

Peristiwa 3 Juli 1946 yang didahului dengan penangkapan dan penahanan Tan Malaka bersama pimpinan Persatuan Perjuangan, di dalam penjara tanpa pernah diadili selama dua setengah tahun. Setelah meletus pemberontakan FDR/PKI di Madiun, September 1948 dengan pimpinan Musso dan Amir Syarifuddin, Tan Malaka dikeluarkan begitu saja dari penjara akibat peristiwa itu.

Di luar, setelah mengevaluasi situasi yang amat parah bagi Republik Indonesia akibat Perjanjian Linggajati 1947 dan Renville 1948, yang merupakan buah dari hasil diplomasi Sutan Syahrir dan Perdana Menteri Amir Syarifuddin, Tan Malaka merintis pembentukan Partai MURBA, 7 November 1948 di Yogyakarta.

Pada tahun 1949 tepatnya bulan Februari Tan Malaka hilang tak tentu rimbanya, mati tak tentu kuburnya di tengah-tengah perjuangan bersama Gerilya Pembela Proklamasi di Pethok, Kediri, Jawa Timur. Tapi akhirnya misteri tersebut terungkap juga dari penuturan Harry A. Poeze, seorang Sejarawan Belanda yang menyebutkan bahwa Tan Malaka ditembak mati pada tanggal 21 Februari 1949 atas perintah Letda Soekotjo dari Batalyon Sikatan, Divisi Brawijaya.

Direktur Penerbitan Institut Kerajaan Belanda untuk Studi Karibia dan Asia Tenggara atau KITLV, Harry A Poeze kembali merilis hasil penelitiannya, bahwa Tan Malaka ditembak pasukan TNI di lereng Gunung Wilis, tepatnya di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri pada 21 Februari 1949.

Namun berdasarkan keputusan Presiden RI No. 53, yang ditandatangani Presiden Soekarno 28 Maret 1963 menetapkan bahwa Tan Malaka adalah seorang pahlawan kemerdekaan Nasional.

Harry Poeze telah menemukan lokasi tewasnya Tan Malaka di Jawa Timur berdasarkan serangkaian wawancara yang dilakukan pada periode 1986 sampai dengan 2005 dengan para pelaku sejarah yang berada bersama-sama dengan Tan Malaka tahun 1949. Dengan dukungan dari keluarga dan lembaga pendukung Tan Malaka, sedang dijajaki kerja sama dengan Departemen Sosial Republik Indonesia untuk memindahkan kuburannya ke Taman Makam Pahlawan Kalibata. Tentu untuk ini perlu tes DNA, misalnya. Tetapi, Depsos dan Pemerintah Provinsi Jatim harus segera melakukannya sebelum masyarakat setempat secara sporadis menggali dan mungkin menemukan tulang belulang kambing yang bisa diklaim sebagai kerangka jenazah sang pahlawan nasional.

Tidak kurang dari 500 kilometer jarak ditempuh ribuan orang selama dua bulan dari Madiun ke arah Pacitan, lalu ke Utara, sebelum akhirnya mereka, antara lain Amir Sjarifuddin, ditangkap di wilayah perbatasan yang dikuasai tentara Belanda. Ia juga menemukan arsip menarik tentang Soeharto. Selama ini sudah diketahui bahwa Soeharto datang ke Madiun sebelum meletus pemberontakan. Soemarsono berpesan kepadanya bahwa kota itu aman dan agar pesan itu disampaikan kepada pemerintah. Poeze menemukan sebuah arsip menarik di Arsip Nasional RI bahwa Soeharto pernah menulis kepada ”Paduka Tuan” Kolonel Djokosoejono, komandan tentara kiri, agar beliau datang ke Yogya dan menyelesaikan persoalan ini. Soeharto menulis ”saya menjamin keselamatan Pak Djoko”. Dokumen ini menarik karena ternyata Soeharto mengambil inisiatif sendiri sebagai penengah dalam peristiwa Madiun. Harry Poeze telah menemukan lokasi tewasnya Tan Malaka di Jawa Timur. Lokasi tempat Tan Malaka disergap dan kemudian ditembak adalah Dusun Tunggul, Desa Selopanggung, di kaki Gunung Wilis.

Sumber : Kolom Biografi

Editor : Tan Airdikit

Selasa, 16 Juli 2013

SURAT CINTA SENATOR USA

Jawaban dari Senator USA atas Surat Cinta tentang keberatan terhadap Perilaku National Security Agency (NSA), melakukan penyadapan yang sangat melanggar hak asasi manusia atas nama warga dunia.

Dear Mr. Nugroho,
Thank you for contacting me with your concerns about the recent disclosure of government surveillance programs. Your input is important to me, and I appreciate the time you took to share thoughts.
As you know, on June 5, 2013, The Guardian reported that the National Security Agency (NSA) has been collecting metadata on domestic phone calls. Over the next several weeks, other classified surveillance programs were disclosed.

"Sesat" SANG JENDRAL TANI PRABOWO SUBIANTO




Bangun semua pikiran rakyat Indonesia, “ayo bangun jangan gampang dikelabui oleh janji manis” calon presiden yang mulai tebar pesona, menarik simpatik dengan berbagai cara dan upaya. Lidah tidak bertulang, calon pemimpin hanya menjanjikan dengan melepaskan rangkaian kata-kata menjadi kalimat tanpa ikatan dan jaminan. Pembangunan issu meningkatkan populeritas memang sudah benar, janji sebagai jalan keluar adalah hanya penyesatan lebih mengarah pada tindakan elitis tanpa dapat menyelesaikan persoalan pokok. Penyelesai secara makro tidak akan pernah mendorong ekonomi mikro, padahal dalam realitas ekonomi saat krisis menderu hanya sektor mikro yang mampu bertahan dan mendorong bangkitnya kembali suasana peningkatan pergerakan ekonomi indonesia.
Janji manis “Sang Jendral Tani” Prabowo untuk memperbesar anggaran pertanian dari 1% menjadi 10% adalah janji menyesatkan, janji yang akan menjadikan tidak baik dan sulit untuk dipenuhi. Janji menyesatkan diatas coba uraikan dengan pikiran kita dari elemen bawah, uraiannya seperti ini:

1.      Kekuasaan (Authority)
Partai pendorong Sang Jendral adalah Partai Gerindra,  persentase yang memungkinkan Partai Gerindra mendapatkan kursi di parlemen 7%  s/d 10 % anggap saja maksimal rate 10% kursi. Jumlah tersebut tidak akan mempengaruhi secara signifikan permainan di parlemen, solusi alternatif dengan melakukan koalisi. Perkuat denganh bermimpi untuk memperkuat dengan Sang Jendral Tani jadi Pak Presiden.
Sekarang telah diperkuat dengan koalisi partai di parlemen dengan nama Fraksi Indonesia Raya dan Presiden. Kekuatan power full tersebut tidak akan mampu memdorong namanya anggaran pertaniaan menjadi 10% sekaligus, berkaca pada pengalaman mendorong anggaran pendidikan mesti jatuh bangun. Keterkaitan kenaikan anggaran pendidikan banyak yang di untungkan masih saja lambat. Kembali anggaran pertanian di dorong untuk menjadi 10% akan menghadapai banyak penghambat, tidak hanya dari parlemen tetapi masih ada lembaga lain diluar departemen pertanian yang akan merasa dipotong anggaran.
Power full parlemen tidak ada yang gratis semua mempunyai konsekuensi dalam pembagian kue kekuasaan, seperti sekarang terjadi pada pemerintahan SBY, pastinya para menteri akan dari partai koalisi. Mungkin berharap 100% kepada menteri koalisi? Jauh api dari panggangan jawabannya lihat kenyataan menteri koalisi SBY.
Pertumbuhan pendapatan negara sudah dapat diukur paling naik 2% s/d 3%, tapi kalau dari kondisi ekonomi masih seperti sekarang akan terjadi terjun bebas (baca posting Ekonomi Jatuh “Jual  Harga Diri”). Dengan anggaran yang sama besarannya apa mungkin melakukan pengalihan anggaran untuk petani? Paling memungkinkan terjadi pergesekan antar lemabaga, lahan baru pemain kartu As di badan anggaran parlemen. Disamping itu anggota parlemen yang bakal duduk dapat dipastikan adalah para petualang politik, yang berbasis pada kehidupan elitis dan pengusaha. Mereka yang duduk mewakili petani bukan orang-orang yang lahir dari bagian kelas bawah tani tapi para tuan tanah, tuan tani yang biasa mengeksploitasi keringat petani. Jadi tidak akan mungkin berpihak untuk petani, kebijakan yang akan didukung mendorong bagaimana perkebunan sawit, perkebunan karet dan/atau kebijakan memudahkan pengalih fungsi lahan pertanian seperti sawah untuk perkebunan dan tambang.  
Uraian singkat diatas memperjelas, maka pikiran kalangan bawah seperti kita sudah semestinya mampu menilai bahwa janji itu hanya manis di bibir, kata orang negeri seberang “Lips Service”.

2.      Perilaku (Behavior)
      Kebiasaan yang terjadi pada pemimpin lembaga di negara ini sangat tidak mungkin dapat dipercaya, hanya para pesulap, (baca posting “Porno Aksi PKS”). Memang tidak semua tapi mayoritas terjadi di lembaga pemerintahan. Pembesaran anggaran menjadi ladang sulap menyulap, apalagi departemen pertanian sekarang perkembangannya di media cetak dan elektronik sangat memperihatinkan.
Sang Jendral Tani tidak mungkin mengerjakan sendiri pelaksanaan anggaran 10% untuk pertanian. Dia akan berhadapan dengan para pesulap yang biasa mengutak-atik angka-angka laporan, sulap menyulap di lingkungan itu sudah menjadi kebiasaan. Itu baru soal angka laporan disulap, dalam pelaksanaan lebih parah seperti bantuan bibit untuk petani. Bibit terbaik dijanjikan ternyata bibit abal-abal, bibit yang malah menjadikan petani gagal memetik hasil, menjadikan petani sia-sia tenaga, waktu dan modal keuangannya, tindakan paling nista merugikan harapan petani kecil. Cukup sudah Sang Jendral Tani main-main janji “Anda akan mendzolimi nasib petani kecil”, Itikad baik Sang Jendral Tani sudah benar tapi pelaksanaan akan menjadikan derita baru bagi petani kecil, “sadarlah, cari solusi issu yang baik saja...! kami tahu itikad baik anda”.

Petunjuk terbaik yang bisa disampaikan sebagai solusi untuk issu Sang Jendral Tani adalah belajar pada negeri tetangga Vietnam yang dulu pernah juga belajar ke negeri kita tentang pertanian kopi. Tidak ada salahnya belajar pada murid, tidak juga menjadi pos anggaran baru parlemen untuk jalan-jalan ke vietnam. Sebaiknya Sang Jendral Tani jika ingin penuhi keinginan di parlemen 20% harus lebih aktif. Issu populis namun tidak populis.

By. Tan Airdikit

Sabtu, 13 Juli 2013

HACK PARTAI POLITIK (Bag. 1)



Sekilas tentang judul Hack di adopsi dari bahasa negeri seberang, dimana hack adalah kegiatan mengambil alih sistem program komputer. Pengambil alihan pada sistem program komputer dengan memasuki sistem paling mendasar, sehingga kontrol terhadap sistem komputer dapat sepenuhnya dilakukan.

Hack Partai Politik bertujuan sama dengan apa yang dilakukan pada komputer namun dengan wilayah sistem partai politik. Tindakan ini dilakukan untuk memperbaiki sistem dan cara berpikir kader partai yang harus dirubah. Hack partai politik dilakukan oleh siapapun yang ingin menjadikan partai politik menjadi lebih baik membawa kepentingan rakyat. Penting sebelum dilakukan para pelaku Hack Parpol mesti mengetahui hal-hal dasar dibawah ini:

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com