BLSM "Bagi Lagi Supaya Menang"

Si mbok mulai berlarian menuju kantor pos terdekat untuk berantri uang yang konon sebagai subsidi dalam bentuk bahan bakar minyak.Dari pada sama sekali nggak nyicip uang minyak lebih baik diambil saja walau punya kebun sawit 3 ha, berdiri kekar dihalam rumah kuda grandia dan berdiri tegak pagar tembok mengelilingi rumah seluas 20m x 10m.
 Salah sasaran tidak juga siapa saja dinegara ini namanya dari hasil minyak berhak merasakan dan menikmati. Pengennya pemerintah di dalam rencananya buat masyarakat miskin, merujuk pada data BPS memenuhi standart yang digolongkan miskin. mengolongkan sudah bener sayangnya dilakukan survey memang priodik namun paling lengkap dua tahun kemudian publikasi data. Masyarakat dinamis, saat survey lagi makan gadung seminggu kemudian ada malaikat penolong beri peluang dan sukses menjadi jutawan mungkin satu tahun kemudian jadi milyader. Hidup itu selalu adil saat ada yang naik mesti ada yang jatuh jadi wajar sajalah berbalik-balik saat diberi uang minyak.


Persoalan utama adalah perilaku kesadaran jika tidak merasa berhak kenapa mesti terima, laporkan saja kepada Pak Pos bila perlu datangi kantor pos terdekat kembalikan kartu. Rusak perilaku saat kesadaran itu menghilang karena didorong kerakusan sehingga cairkan bantuan sambil tersenyum ditambah dengan bangga berkata "Kapan lagi nyicip uang negara".

Gonjang ganjing BLSM semakin deras disetiap sudut sampai dengan sudut segita bermuda, semua beruntung dan semua merugi. Tetap saja paling diuntungkan siapa yang berkuasa karena diuntungkan oleh situasi masyarakat melihat dengan firasat ambil saja dengan pencarian pembenaran lain. Pembenaran berupa siapa berkuasa dan momentum yang sesaat lagi tiba pertarungan perebutan kursi "legislatif".

Ambil saja Pak ******* lagi baik, ujung-ujungnya koalisi yang menang dari BLSM : Bagi Lagi Supaya Menang, jangan lupa baru tahap pertama akan datang lagi gelombang berikutnya.

Kotak pemilu udah disiapkan tiap rumah tangga untuk tampung bagi-bagi tahap berikutnya.