Rabu, 10 Juli 2013

Negara Recehan

Dok. T.A

Marhaban Yaa Ramadan berkumandang di seantero negeri ini, mesti tidak bersamaan suatu perbedaan adalah dinamika bangsa, suatu khasanah kehidupan sosial negara ini. Semenjak ada negara ini maka dilahirkan atas perbedaan, perbedaan itu menjadi perekat dan pembangkit semangat kesatuan dan kecerdasan bangsa. kebinekaan bukan menjadi alat pembenar dan penindasan terhadap minoritas ataupun kebodohan. Menjadikan ragam mencerdasakan setiap insan di negara ini menuju kebangsaan yang menyadari akan pandangan hidup.

Refleksi diatas secuil agar membawa kita mengingat pentingnya kebinekaan, keragaman akan semua sisi kehidupan sebagai landasan berpikir kebangsaan untuk membawa kecerdasan. Adanya kesadaran akan kebinekaan membuat pelaksana negara yaitu pemerintah untuk mendorong setiap insannya cerdas dengan berpijak rasa membangun kebangsaan, membangun watak bangsa dilandasi pandagan hidup berakar atas kebinekaan.
Situasi perkembangan terkini pada elite nasional maupun daerah sudah sangat memperihatinkan terutama statement elite yang jauh dari menghargai kebinekaan, perilaku elite tidak menunjukan mengelola kebinekaan menuju kebangsaan. Satu contoh perbedaan waktu satu ramadhan dengan berpijak pada Ucapan Ketua PP Muhamadiyah seperti dilansir beberapa media elektronik sangat memprihatinkan, lebih lagi retorika Menteri Agama mencari kebenaran akan kekurangan departemen agama. Ketidak hadiran Ormas Muhamadiyah saat sidang Isbat merupakan keanehan, departemen agama yang di isi manusia banyak tidak satupun menunjukan kecerdasan untuk selalu getol melakukan diskusi sebagai awal dialog, dengan memulai jauh-jauh hari metode bersama cara mencari si cantik hilal. Semua adalah kesepakatan manusia, semua dimulai dengan adanya komunikasi yang baik, sidang isbat hanya serimonial untuk penetapan atas kesimpulan dari dialog sebelumnya. Jangan seperti orang punya lambung dengan usus lurus ke anus, setelah makan langsung ke WC dan Roma tidak dibangun satu malam, kasihan negara ini kemana manusia cerdas-cerdasnya? dipermukaan para elite yang bertengger dengan tindak tanduknya seperti pesulap.


Awal ramadhan disibukan dengan mudik, ketersediaan sembako jadi bahan terpenting dipertanyakan oleh DPR kepada pemerintah, semua pertanyaan aneh yang dicari untuk mempersoalkan. Emang para anggota dewan yang terhormat ragu akan ketersediaan sembako?. DPR mestinya segera berikan masukan kepada pemerintah untuk menekan bagaimana harga-harga saat ramadhan dan idhul fitri tidak melambung ke langit. Dorong pemerintah membuat kebijakan untuk menekan pasar, jika pasar invisible hand maka pemerintah harus memiliki formula untuk mendeteksi invisible. Jangan hanya berpangku pada pandangan para akademisi dan ekonom moneter, lihat apa yang terjadi pada krisis USA, kemana para ekonom dan akademisi? mereka pesanan tergantung siapa yang berdiri dibelakangnya.    


Persoalan negara sangat komplek, menguraikan persoalan tersebut agar untuk menemukan formula yang tepat adalah tugas berat. Disinilah peran utama pemerintah untuk membawa roda negara tetap eksis, membawa negara menuju kebangsaan. Bagaimanapun isi pengurus negara yang dibilang pesulap, sehingga mencerminkan negara recehan tapi semua adalah kosekuensi rakyat yang memilih pemimpin. Negara recehan, diharapkan segera dapat kembali pada jalur awal yang di cita-citakan pendiri negara sebagaimana termaktub dalam pembukaan konstitusi.
Penting kiranya untuk melakukan komunikasi yang baik dan intensif agar membawa keberkahan dalam setiap pengelolaan kebinekaan. Kesadaran menuju kebangsaan membawakan penghargaan atas kecerdasan bagi mereka yang berbakti pada negara.

By. Tan Airdikit

1 komentar:

  1. Terima kasih atas membuka kesadaran saya bahwa negara ini memang sudah diambang menerima hukuman Allah. Semangat terus Mas nulisnya

    BalasHapus

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com